Ingin rasanya teriak menyuarakan jeritan hati ini melalui
pengeras suara masjid. Biar puas, biar semua tau, bahwa senyum yg terlihat ini
adalah palsu. Di bawah tekanan yg beratnya bagai kapal barang, bagai
tiang-tiang Titanic yg patah itu. Bagai tumpukan batu gunung yg besar2 itu.
Perih, hancur tak berbentuk lagi hati ini. Semua ini membuat raga rapuh ini
menjadi semakin lemah, malas dan tak menginginkan apa-apa. Hanya bisa merasakan
bahwa masih ada hembusan napas yg tersengal dan tercekat. Menatap langit,
perlahan mulai redup, redup dan kemudian gelap. Klik. Iya gelap. Selalu
berharap setidaknya ada tangan-tangan malaikat yg menjulurkan setitik cahaya,
ntah itu dari api, atau lampu sorot yg booommmm di tengah lorong tikus yang
sempit itu.
Ahh... aku bosan berkeluh kesah, tho tidak ada juga yang mau
mendengarkan, ah tidak, aku rasa masih ada yang ingin mendengarkan, walau hanya
menatap iba. Tapi tidak sepenuhnya mengerti. Egois. Iya aku egois. Aku ingin
semua mendengarkan aku, mendengarkan semua ceritaku, mendengar semua keluh
kesahku, mendengar semua suara-suara lirih getirku. Setidaknya aku tidak merasa
sendiri berada di bumi yang kejam ini.
Kadang aku bertanya, untuk apa aku dikeluarkan dari perut
bumi ini kalau pada akhirnya pun aku akan kembali ke perut bumi? Oh tidak
tidak, mungkin bukan hanya aku yang melontarkan pertanyaan nakal yang demikian,
mungkin di luaran sana juga banyak yang bertanya seperti itu, tapi tak berani
melontarkannya. Kalaupun harus dilontarkan, pertanyaan itu akan ditujukan ke
mana? Ke siapa? Tuhan? Tidak aku tidak berani bertanya dengan Tuhan. Aku malu.
Malu. Abaikan pertanyaanku yang tidak penting itu Tuhan. Tapi jangan pernah
abaikan aku, aku tak punya siapa-siapa yang akan menyayangi tubuh hina ini
Tuhan, aku tidak punya tempat bermanja lagi, aku tidak punya tempat untuk
sekedar menangis dan merengek Tuhan. Aku hina, aku lemah, aku alfa, aku datang
dari lembah gelap Tuhan.
Ingin rasanya aku berlari, berlari dan terus berlari. Walau
jatuh tertatih, terseok-seok, atau bahkan kehilangan kemampuanku berjalan dan
berlari. Asal aku bisa membersihkan semuanya Tuhan. Agar Engkau kembali menoleh
ke arahku, dan memungutku kembali, memungutku kembali dari kubangan sampah yang
busuk, kotor dan menjijikkan. Sampai pada akhirnya aku kembali layak berdiri menatap
tegar ke hamparan dunia yang indah, mengedipkan mata ke arah mentari pagi yang
cerah dan hangat seperti tersenyum ke arahku, menari di bawah rinai hujan
kompak Mu, berdecak kagum atas kemilau warna warni pelangi setelah hujan, menikmati
aroma bunga-bunga yang bermekaran dihiasi pasukan kupu-kupu dengan sayapnya
yang senada dengan pelangi, merajut kembali asaku yang sempat hilang tertelan
pahitnya kenyataan, hingga aku mampu berkata “aku kembali”
Iya, aku masih menunggu itu Tuhan, aku masih menunggu. Aku
meringkuk di bawah naungan Kasih Mu, ku pasrahkan semuanya, hidupku, asaku,
cita dan cintaku berjalan dalam titian Mu.
2 komentar:
Nay,, Allah send me to the universe to help pure 'angel' in human's body like you... Iam here always here to be your forever friend :) just share, maybe You will get some inspiration... hehehe :D by @indirlvie
yeayy...aku tau aku tau kawan...thanks so much..love u cha...:*
Posting Komentar