Pages

Sabtu, 31 Maret 2018

Melewatkanmu

Aku melewatkanmu satu hari. Kepalaku sakit sekali. Jika aku lupa menemuimu di lain hari, itu artinya aku sedang benar-benar tidak bisa. Bukan berarti aku lupa. Jika memang kamu menganggap aku lupa. Terserah, itu hakmu...

Hari ini cuaca sangat terik. Aku dehidrasi akut. Ternyata dengan mengingatmu saja tidak cukup untuk meredam dehidrasi ini. Aku butuh hujan. Hujan basah seperti biasanya.

Kamis, 29 Maret 2018

Ziarah

Maaf aku terlambat lagi menemuimu. Aku sedang berziarah hari ini. Hati yang lama kosong jika tidak sering-sering diziarahi lama-kelamaan akan kering. Kering dari basahnya air mata bahagia.
Aku sedang menziarahi hatiku sendiri. Di satu sudutnya, aku simpan kenangan tentangmu. Semoga dia tetap bisa kulihat saat aku berziarah lagi, nanti.

Rabu, 28 Maret 2018

Cerita saja

Hari ini aku tidak mau menulis "kata hati" untukmu. Aku ingin bercerita saja. Kalau kamu mau baca, silakan. Tapi kamu tidak bisa mendengar. Entahlah, aku tidak pernah percaya diri berbicara di hadapanmu, bahkan lewat telepon. Kemampuan berbicaraku kurang, mengingat suaraku tak sedap didengar telinga. Terlalu kekanakan, kata mereka.

Aku sudah banyak kesibukan, tapi berdialog monolog atau sekedar bercerita denganmu melalui tulisan yang tak terbaca, seperti menjadi sebuah keharusan di sela kesibukanku. Dan aku suka. Beberapa hari belakangan ini aku mulai dihinggapi sakit kepala seperti dulu lagi. Sangat dan amat sakit rasanya. Sebagian orang bilang kalau aku terlalu lelah. Hei, aku seorang wanita pekerja keras, rela begadang hanya untuk drama korea di sela-sela draft skripsi. Dulu.

Aku sudah pernah bilang padamu, lelah fisik tak masalah bagiku, bisa sembuh dengan banyak istirahat dan mengonsumsi makanan sehat dalam porsi yang banyak. Itu surga bagiku, bagi tubuh yang tidak akan pernah berisi hanya dengan memakan makanan dalam porsi yang besar dengan frekuensi yang terbilang rapat. Kamu pasti sudah tahu.

Bagaimana jika hati dan pikiranku yang lelah? Ah, aku buntu. Aku tidak tahu harus menyembuhkannya dengan apa? Jika kamu bilang berjalan-jalanlah masih banyak belahan bumi lainnya yang bisa aku datangi. Itu kamu benar. Tapi keadaan tidak bisa membuatku merealisasikan itu semua. Aku sudah tidak bersayap. Selendangku sudah diambil orang. Aku hanya selundupan dari kahyangan, dan sekarang harus rela menjadi tawanan. Kamu jijik membacanya? Sama, aku juga jijik menulisnya. Hahahaha

Setiap peristiwa yang terjadi selalu aku bawa perasaan. Apa itu istilahnya, baper ya? Ya begitulah kata anak jaman sekarang. Aku tidak bisa dan biasa menerima sikap arogan orang yang terkesan cuek dan seakan tidak peduli. Berkata lembut tp menusuk, menikam dan menghujam. Ah, sungguh aku tidak suka. Kepalaku makin sakit dibuatnya, napasku sesak, mataku berkabut kemudian berair. Perih.

Sudah ya. Aku tak tahan menulis lagi, aku butuh oksigen untuk menormalkan lagi pernapasanku. Aku pergi dulu. Selamat pagi.

Selasa, 27 Maret 2018

Parah

Parah.

Bahkan aku tidak tahu apa novel kesukaanmu, film favoritemu, atau tulisan-tulisan yang sering kamu baca.

Parah.

Aku hanya tahu, kamu pernah mencintaiku. Tulus.

Parah.

Aku baru sadar, kemudian sedih.
Karena kelak bukan aku cinta terakhirmu.

Parah.

Senin, 26 Maret 2018

Tidur

Aku butuh waktu tidur lebih panjang.

Berharap sang mimpi mempertemukan kita.
Aku butuh waktu yang panjang untuk berbicara denganmu.

Hanya lewat mimpi, berkesan walau sering terlupa.

Tidak apa.

Minggu, 25 Maret 2018

Tidak Mau

Aku tidak tau di mana ujung lelahku.

Yang aku tau aku tidak akan berhenti.

Jika aku harus berhenti, itu bukan karena lelahku.

Tapi karena kamu sudah tidak menginginkanku lagi.

Sabtu, 24 Maret 2018

Izin

Maaf aku terlambat menemuimu.
Aku sakit.

Tidak usah khawatir, aku sudah membaik.
Aku hanya bisa bilang "kamu jaga kesehatan".

Untuk dua orang yang saling merindu, tidak diperbolehlan izin sakit. Sebab rindu saja sudah menyisakan sakit.

Jumat, 23 Maret 2018

Hujan

Sebenarnya hujan bukan penyebab utamanya mengenang dan merindu.

Hanya saja suara dan dinginnya membuat hati membeku.

Tanpa disadari ada semacam dorongan luar biasa yang mendesak sudut mata untuk menumpahkan cairannya.
Itu air mata.

Yang selalu turun bersamaan dengan rinai hujan.

Aku merindukanmu.

Kamis, 22 Maret 2018

Bait Rasa

Bait-bait rasa yang aku tulis bukan mengada-ada, itulah adanya.

Kamu sudah mendorongku terjun ke kolam rasa. Menikmati banyak rasa.

Rasa cinta, rindu serta sakit secara bersamaan.
Tetap saja aku menikmatinya.

Bagaimana denganku? Tidakkah aku menjadi inspirasimu? Tidakkah kamu berpikir untuk menjadikanku objek dalam bait rasa yang kamu buat sepenuh hati?

Ah, terlalu besar rasaku. Berharap kamu punya rasa yang sama.

Maafkan aku yang telah lancang bertanya.

Rabu, 21 Maret 2018

Panik

Memutuskan untuk mencintaimu selama aku mampu adalah keputusan yang sangat mudah.
Kepanikan justru muncul ketika kau kenalkan dia sebagai teman terdekatmu saat ini. Mungkin kemampuanku sudah mendekati limitnya.
Bisa jadi aku akan berpura-pura tidak mampu, setelah kau melabuhkan pelayaranmu di pelabuhan terakhir, bersama dia.

Selasa, 20 Maret 2018

Pertanyaan Pagi Hari

Sepagi ini aku sudah ingin menyapamu, bukan dengan kata "hai" tapi dengan beberapa pertanyaan. Pernahkah kamu memikirkanku sejak aku memutuskan untuk melepas tanganmu? Apakah masih tersimpan desakan rindu menggebu seperti dulu untukku? Bagaimana hari-harimu setelah derai air mata bercampur dengan hujan sore itu?

Jawablah secepatnya lewat udara pagi ini. Jika terasa sejuk, maka benar bahwa hati baikmu telah berdamai dengan waktu. Jika sesak yang kurasa, mungkin karma sedang menjamuku.

Senin, 19 Maret 2018

Jeda

Lama tak menyapa bukan aku melupa
Hanya saja membiarkan jeda merenda
Rindu butuh waktu untuk tumbuh
Jeda menjadi pupuk yang ampuh untuk menumbuhkannya
Sekarang aku menuai hasil dari benih-benih rindu yang dulu aku semai
Terimakasih jeda.