Pages

Sabtu, 30 November 2013

Mata Hati

Mata ini mungkin sudah bosan mengeluarkan bulir-bulir bening dari sudutnya. Mata ini mungkin lelah di terpa perih yang berasal dari hujaman belati yang menghujam jantung. Mata ini mungkin sudah morat marit dalam sistem kerjanya meneruskan cahaya dari lensa mata, mengatur letak jatuhnya bayangan di retinanya, atau mengkondisikan mata untuk mensuplai air mata yang keluar setiap kali luka hati menganga.

Mengapa selalu mata? Bukankah mata lebih baik melihat keindahan karunia dan nikmat Tuhan? Bukankah mata lebih baik menjadi bening, sebening mata air? Mata ini telah melihat keindahan anugerah Mu Tuhan, tapi ia tak bisa menikmatinya. Mata ini selalu didesak bulir-bulir yang meluncur hebat tiap kali hatinya hancur.

Mata ini menjadi korban keegoisan hati. Hati yang selalu terkoyak. Tak ada kah kesempatan bagi mata itu untuk menatap cerahnya mentari pagi? Atau indahnya lembayung di senja hari?

Jika mata menjadi korban pelarian hati, lalu bagaimana dengan hati itu sendiri?
Pernah kah hati merasa menjadi korban keegoisan yg lainnya? Bukan kah hati juga korban? Korban dari keadaan yang menyakitkan.

Hati hanya bisa menerima, merasa, menahan setiap hantaman, hujaman yang datang. Ketika ia mulai mengaduh, ia mendesak, mendesak dan terus mendesak mata. Mendesaknya untuk menjebol bendungan butiran bening yang tak tau kapan akan surut.

Hati tak pernah memaksa mata untuk menyanggupi keegoisannya. Tapi mata tak pernah tega melihat hati terus terluka. Mata mengizinkan hati mengadu, mendesak ribuan butir bening. Sebab mata tau bahwa hati hanya memiliki mata.

Hati tidak memiliki mulut meski ia bersuara yang sering disebut suara hati, rintihan hati, jeritan hati. Hati tidak memiliki telinga meski ia mendengar bisikan hati itu sendiri. Hati hanya memiliki mata.

Mata hati sebagai jendela yang mengantarkan hati menatap harapan di luar sana. Bagian yang tak terpisahkan selalu bersama itu lah mata hati.
Beningkan dan jernihkan hati-hati kami Tuhan. Sebening mata bidadari jelita di syurga Mu... Aamiin....

Selasa, 05 November 2013

Merapat Di Bawah Hujan...Yuk Mariii 28 Oktober 2013

Well guys.. ini cerita gue kemarin tepatnya hari Senin 28 Oktober 2013 pas banget dengan hari Sumpah Pemuda. Iya gue sebagai Pemuda (Pemuda apa Pemudi ya gue ini???samo bae lah) memang bersumpah, bersumpah setia sampai mati kepada mu #lholho. Anyway, teteplah bertanah air satu, bangsa satu, dan bahasa satu. Kalau bahasa gue agak ragu, apakah masih bisa dipertahankan oleh anak muda Indonesia ini. Dan gue berdoa, semoga ketika para pemuda diminta untuk bersumpah, mereka ga akan bilang "cungguh??? ciyus?? miapah" oh my God.
next cerita..

Pada hari Senin itu Sheila Gank Lampung (Gue termasuk ga ya??), kalau kata si Nanda sih, gue ini Sheila Gank ikut-ikutan. Kalau kata Rianza, gue ini Sheila Gank KW. Dan kalau kata gue sendiri, gue ini Sheila Gank abal-abal yg ga lolos verifikasi berkas. Whatever that hahahaha.. gue suka ini band dari SD. Dari gue belum kenal apa itu cinta, sampai gue udah sok ngerti tentang cinta (Appa banget sih lu Nay???).
Yups.. Jadi Senin kemarin itu, salah satu SMA di Bandar Lampung, SMA YP Unila, masih ada hubungan kekerabatan yang dekat dengan Kampus gue (proudly present my almamater), mengadakan hari jadi mereka. Acara puncaknya ya kemarin, dengan menghadirkan Sheila On 7 ke Lampung. Dengan diguyur hujan-hujan seksi, gue dan Sheila Gank yang beneran larut dalam suasana yang seru (I think).

Konser Sheila pertama di Lampung dulu, gue ga ikutan nonton, secara gue dulu masih bego2nya, belom bisa bedain mana mobil angkot dan mana truk sampah. Jadi belom bisa macem-macem. Ke kamar mandi malem-malem aja masih gedor gedor pintu kamar nyokap dulu minta temenin ke kamar mandi. Apa lagi jarak dari rumah gue ke ibu kota provinsi cukup jauh ratusan kilometer gitu.

Konser keduanya baru di kota tempat gue tinggal, sekitar tahun 2005-an gitu. Ga bakal mungkin gue lupa, satu-satunya konser band yang gue datengin, yang boleh gue datengin atas izin orang tua ya baru Sheila ini. Dan itu posisinya adalah malam hari, sekitar pukul 7 malam. Gue inget banget dulu pas mau dateng ke konser itu, hujan seksi turun mengguyur Kotabumi (nama kota tempat gue tinggal, biasa disebut Kobum), gue udah cenat cenut aja, khawatir nyokap berubah pikiran dan ga ngebolehin gue dateng ke sono, padahal gue udah prepare banget beli tiket ke Radio (sponsornya acara itu).

Akhirnya izin pun turun, cau gue ke tempat konser dengan temen gue (cewek). Sip nya sampai sana ternyata temen gue ini janjian sama pacarnya, dan memisahkan diri dari gue. Dan gue?? Tinggalah gue seorangan di tengah kerumunan pecinta Sheila, di bawah guyuran hujan seksi. Gue umpetin kepala gue yang udah mulai basah di balik kupluk jacket dan gue lipet tangan gue ke depan, sok cool atau so cold?? Dingin euy, dan bodohnya gue lupa pake kets, Cuma pake sendal gunung. Celana gunung gue basah di bagian bawah kena percikan air hujan. Alamak gue lost in crowded, beneran ga ada temen gue. Mungkin kalau di lihat dari belakang, gue lebih mirip cowok bego yang dateng ke acara konser sendirian di bawah hujan, tanpa payung, ngenes ga ada temen. Lompat-lompat jejeritan sendirian. Hyampyuuunn... #nepokjidat

Sampai pada akhirnya, gue melihat segerombolan kakak kelas gue yang gue kenal sebagai kakak-kakak pasukan OSIS SMA gue. Salah satu dari mereka negor gue “Eh..lu anak SMANthree kan?? Ketua kelas X.1 kan?” gue nyengir “iya kak” terus dia nanya lagi “Ngapain?? Kok sendirian aja??”. Pengin banget gue bilang “Gue di sini mau Qosidahan kak”. Huft aneh, udah tau nonton konser masih aja di tanya.”Eh udah dek, lu gabung sama kita aja, nonton konser geh sendirian, awas diculik lu, udah gabung aja, udah pada jinak”. Agak ragu sih gue mau gabung dengan kakak kelas gue itu, tapi dari pada gue sendirian, ntar kesambet setan angong, jadi gue ikut maju aja bareng mereka. Tapi gue lebih milih berada sedikit lebih ke belakang dari tempat mereka lompat-lompat. Gilee yaa..cipratan aer dari lompatan mereka itu ganas. Ga cocok dengan gue, yang paling cantik di sono. Iya gue cewek sendirian di antara mereka. Yang jelas, pada saat itu gue ikutan nyanyi, bodo amat sama yang denger atau ga.

Hey.. sepulang dari konser itu ternyata dan ternyata ketemu orang yg emang ngajakin ke sono, tapi gue bilang ke doi, kalo gue ga mungkin nonton konser itu, karena udah yakin ga bakal dapet izin buat ke sono.
Dia bilang “Hei, katanya ga mau nonton? Katanya ga bakal dapet izin dari mama?”
>>>>>>skip<<<<<<< (sensor, bagian yang harus dihilangkan dari skenario hidup, maaf)

Well jadi 28 Oktober kemaren, de javu buat gue. Kali ini ga sendirian tapi sama temen-temen gue, tetap di bawah guyuran hujan seksi. Tetap dengan Sheila On 7. Begitu suka kah gue dengan Sheila?? Dengan pasti gue jawab iya...

Banyak cerita di balik hujan, banyak kisah di balik lirik lagu-lagu Sheila On 7. Terutama berjuta kisah tentang kamu..hahaha (stop it Nay!!!)
ini dia bang Duta

yup ga bisa maju ke depan panggung, jadi manfaatin badan doank dari belakang

see Bang Duta lagi...^^


Aku, Nanda, Della dan Rianza

sok cool apa so cold nih?? hahaha

meet n greet dulu ajah gih..

Della dan Anggun nih, bela-belain ujan-ujanin nemenin gue nonton


Entahlah...

Oh sudahlah, tak habis pikir ku jadinya, atau tak pernah ingin ku berpikir tentang itu. entahlah... bagiku memikirkan itu hanya mempercepat kematianku beberapa jam, dan aku tak mau. hidupku sudah penuh dengan dinamika, masihkah aku harus menampungnya??

Tak pernah kau berpikir sedikit tentang aku? tak bisa kah sedikit kau lirik aku, dan mengerti isyarat mata sendu ku?
perlu kah aku memaksamu menyelami mata ku, menyibak tirai di hati ku??
tidak...aku tidak boleh merealisasikannya. maafkan aku yang selalu memaksamu memahamiku.
aku hanya ingin kau tau, besar asa ku pada mu. tapi ku tau keegoisanku hanya membuat kau memudar dari warna asli mu. tak akan pernah ku biarkan pelangi cintaku memudar, bahkan hilang.
langit cintaku membutuhkan mu. kau hiasan terindah yang Tuhan titipkan untuk ku. untuk menghiasi sudut-sudut langit hatiku yang hampa. hanya lukisan indah mu yang ku punya, ketika matahari berpamitan pada senja, dan menjemput fajar esok hari dengan tepat waktu.

Picisan, aku tau ini bukan aku. serasa jiwaku berkelana mencari kedamaian di dimensi yang lain. sudah cukup.
entah..entah..dan entah...sampai kapan ruh itu terus berkelana. sampai raga tak bisa bergerak? kaku karena lama tak di ziarahi? sedih bila itu terjadi.
nyalakan, nyalakan alarm pagi mu. agar aku tersadar jiwaku telah jauh berkelana, agar aku tau jalan untuk kembali, getar suara cintamu menuntunku menyusuri jalan setapak menuju pulang. ahhh... aku rindu. bila rinduku memanggil, tak ada kata lain yg bisa meredamnya kecuali kata "pulang"

ketika aku pulang, aku berjanji, akan ku lupakan semua kegetiran yang menggalaukan hati ku, akan ku coba menepisnya. aku percayakan pada mu, tempat ku pulang, tempat ku menghempaskan raga kosong ini.
aku akan kembali menebar senyum cantik di sudut bibir ini, binar mataku menyala, menghalau semua sendu. dagu ku topang dengan semangat, bukan dengan genggaman kemalasan.

berikan aku senyuman terindah yang kau punya. berikan aku tatapan hangat di balik mata awas mu. berikan aku kenyamana dengan renyah tawamu. ku sanggup jika kau menyanggupinya...

_KMS_