Pages

Minggu, 12 November 2017

Bukan sebagai Aku

Kamu tahu sudah banyak napas-napas doa yang aku bumbungkan ke angkasa di kala hati merindu.
Berharap ia dibawa angin, dan jatuh tepat di atasmu sebagai rinai hujan.

Pada saat itu, Tuhan dan semesta menitipkan rinduku untukmu.
Bukan sebagai aku, melainkan doa penjagamu.

Aku tahu doaku tidak terlalu berarti. Karena Tuhan dan semesta lebih tangguh menjagamu. Lebih hangat mendekapmu.

Pada tiap tetesan air hujan, aku harap bisa menyejukkanmu. Bukan sebagai aku. Mungkin seberkas kenangan, atau sekelebat bayangan. Atau lebih tepatnya bekas harapan.

Bukan sebagai aku.

Kamis, 26 Oktober 2017

Sudah

Sudah pernah menunggu dengan harapan
Nyatanya yang datang hanya angan semu.
Sudah pernah patah hati, sudah sering terluka..

Dulu pernah mencinta, sekarang seakan buta dan amnesia. 
Wajar. itu reaksi sakit hati!

Untuk luka yang menganga, tidak mudah menutupinya hanya dengan tawa alakadarnya, maaf seadanya, dan guyonan sekenanya. 
Luka tidak sebercanda itu.

Aku ceritakan saja bagaimana pedihnya.
Bukan untuk diratapi, ditangisi, atau dikasihani.
Sungguh, aku tidak butuh itu!
Aku bisa mengasihani diriku sendiri dengan tidak mengemis kasih.

Lukaku kronis. Tiap saat bisa kambuh.
Apa aku butuh obat? Tidak.
Obat hanya menyisakan pahit.

Aku hanya orang bodoh yang dengan suka rela mencungkil kembali luka yang telah mengering.
Setelah aku rasakan sakit dan pedihnya, pelan-pelan kutiup agar lukanya mengering lagi.
Merasa sudah sembuh, aku akan tertawa riang dan lupa dengannya.
Namun kebodohanku terus berulang.

Sampai saat ini, aku tidak ingat sudah berapa kali mencungkil dan meniup lukanya.
Bekasnya saja sudah tidak berbentuk.
seperti perasaanku, yang mendadak jadi bundar.
Terus berputar ke arah yang sama.
Hingga berulang apa yang dirasa.

Minggu, 24 September 2017

Terimakasih

Untuk Februari 2015 yang tertunda....

Konser Sheila On 7, barusan...😀😃


Thanks for this...

Masih dengan band kesukaan yang sama, lagu yang sama, tapi dengan waktu, tempat dan keadaan yang berbeda...😀

Setidaknya, sekarang tidak ada hujan badai yang membatalkan konser.. Hhahaha😂

Selamat menunggu malam, semoga es batu tidak memberikan efek dingin. Cukup efek sejuk untuk menyegarkan malam dan melegakan kerongkongan...

Minggu, 17 September 2017

Sikap

Aku sudah selesai menuliskan rangkaian kata.
Tidak ada kalimat yang tepat sebagai alasan untuk benar-benar ikhlas melepasmu.

Apa aku bahagia? Iya, aku bahagia.
Apa aku sedih? Iya, aku juga sedih.
Tapi jauh lebih bahagia kamu, dan pernah jauh lebih sedih kamu.

Kehidupan selalu berjalan ke depan.
Yang tinggal di belakang hanya sejarah.
Kenangan tidak bisa dilupakan, tapi perlahan akan hilang dengan kenyataan yang akan terus menemani.

Warnanya akan indah, jauh lebih indah dari kenangan.
Rasanya akan lebih manis dari sekedar bayang-bayang.
Genggamannya akan lebih erat dari keragu-raguan yang pernah ada.
Dekapannya akan lebih hangat dari rangkulan kepura-puraan.

Nikmatilah prosesnya, jangan memaksa segala sesuatunya akan sama. Tapi perlakukan semuanya dengan istimewa.
Kamu memang istimewa. Dan berhak bersama yang istimewa.

Minggu, 27 Agustus 2017

Absurd

Well... Capek ah capek. Capek dengan kegiatan yang gitu-gitu aja. Capek ngeluh, capek banget. Indonesia aja udah merdeka 72 tahun. Tapi pemikiran gue kadang gagal merdeka terus. Masih agresi militer. Gue pengin nyoba sesuatu yang baru, yang bisa dibanggain. Seenggaknya buat gue sendiri. Narsis?? Bukan. Gue udah eneg dengan kenarsisan. Gue udah jadi penganut narsis yang berkhianat. Bangga yang gue maksud adalah ketika gue bisa memerdekakan pemikiran gue sendiri. Gue bosen terkungkung dengan rasa takut yang kadang datengnya keroyokan dari segala penjuru otak dan hati. Gue ini pemalas. Malas untuk mencoba. Kenapa malas? Karena sudah diserang rasa takut tadi. Udah gue bacain ayat kursi juga tetep takut.

Sebenernya gue udah berada pada fase "mati gaya". Gue ini ibaratnya permainan catur yang perdana menterinya udah hilang. Tinggal nyisa benteng sama peluncur. Jalannya kalau enggak maju, ya, mundur. Atau miring-miring enggak penting.

Ahhh ribet. Sejujurnya sungguh ribet dengan pemikiran gue sendiri. Gue kadang butuh waktu untuk pergi ke dimensi yang berbeda. Dimana waktu di dunia nyata berhenti, lalu gue berlama-lama dalam dimensi yang gue buat. Dalam dimensi itu, gue olah semua ilmu kanuragan yang gue punya, gue tempa sebagus-bagusnya ajian-ajian yang gue punya. Seandainya itu pedang, ya, mungkin sperti empu Gandring lah. Mungkin itu butuh waktu lama. Tapi setelah waktunya turun gunung, dan gue memasuki dunia nyata kembali, gue udah mumpuni tanpa waktu yang terlewati sedetik pun di dunia nyata. Bisakah?

Khayalan gue ini emang udah bener-bener khayalan babu. Babu yang pengin jadi majikan. Tapi, sungguh, ini beneran yang gue mau. Tapi sayang, selain rasa takut, gue juga enggak punya pendukung dan kesempatan apa pun. Pengin sedih, tapi enggak pantes. Karena di luar sana masih banyak yang lebih menyedihkan dari gue. Gue cuma enggak bisa seperti yang gue mau. Orang-oramg di luaran sana mungkin banyak yng enggak bisa hidup dengan layak.

Seenggaknya gue enggak punya rasa takut untuk bersyukur. Masih punya Tuhan yang selalu mencukupi apa-apa kebutuhan gue. Alhamdulillah. Mungkin cita-cita gue yang belum kesampaian, bisa diraih oleh anak cucu gue nanti. Seenggaknya cita-cita gue yang bener, bukan yang absurd.

Malam semesta v^^v

Jumat, 17 Maret 2017

Selamat Malam Sayang

Aku ingin mengucapkan selamat malam yang paling awal untukmu.
Karena aku takut tidak bisa menjadi orang yang terakhir mengucapkan selamat malam sebagai penutup malammu.

Aku ingin mengucapkan selamat malam untukmu. Karena aku takut tidak bisa mengucapkan selamat pagi ketika kamu memulai pagimu.

Aku ingin mengucapkan selamat malam untukmu. Apakah kamu mau menerimanya? Apakah kamu menginginkannya? Apakah kamu merindukannya?

Selamat malam sayang. Selamat tidur. Semoga rinduku bisa menyelimutimu dan menjagamu hingga kamu tertidur pulas.