Pages

Rabu, 04 Desember 2013

Bersamamu.....CINTA

Memandang jam dengan jarumnya yanng terus berputar. Tiga buah jarum secara kompak berputar sesuai dengan posisi dan fungsinya. Detik demi detik menuju menit. Menit demi menit berputar menuju jam. Jam demi jam terlewati menutup hari-hari, terus dan terus berputar. tak tersasa hari kian berlalu berganti dengan minggu. Minggu-minggu terlewati, masih dengan detik yang terus berputar. Ribuan, puluhan ribu, bahkan jutaan detik sehingga semua berlalu mencapai bulan dan tahun. Iya...mencapai bilangan bulan dan tahun.

Hei...Kamu...Iya kamu, kamu yang sedang menoleh ke arah ku. menoleh bahkan berbalik ke arah ku. Perlahan berjalan mendekatiku. Sadar akan panggilan ku? Atau hatimu yang menuntunmu sampai kepadaku? Apapun alasanmu, tetap aku yang kau tuju. Melihat kau menoleh saja, aku merasa sedang berjalan di atas pelangi. Dan sekarang aku melihatmu melangkah ke arah ku. Seandainya ada pengeras suara dari dalam dada, aku rasa kau akan tertawa mendengar degup jantungku yang berirama dengan nada kacau bagai orkestra tanpa pemandu.

 Konyol. Aku rasa sangat konyol. Wajahku memerah seketika, saat melihat bingkisan senyummu yang indah dibungkus tawa yang renyah. serasa es di kutub utara mencair dan meluncur dengan cepat ketika kau menyebut namaku. Kali ini aku benar-benar bisa tersenyum bersamamu, terimakasih telah hadir dan membingkai senyuman indah di bibirku. tak ada keraguan bagiku untuk terus tersenyum tanpa takut akan berganti dengan deraian air mata. Apa yang aku rasa dari apa yang kau beri, bagai oase padang pasir yang selalu dinanti.

Lihat di ufuk timur kala engkau membuka mata dari tidur indah mu. Ada mentari yang bersinar hangat seolah tersenyum pada mu. Ku titipkan salam padanya, salam cintaku pada mu. Salam hangat untuk mengawali setiap pagi indah mu. Teruslah tersenyum untuk ku dengan cinta di hati mu. Tuhan menitipkan senyum itu untuk ku melalui senyum mu.

Terimakasih.... Cinta...

Bersamamu....Cinta^^

Selasa, 03 Desember 2013

Kerinduan Usang

Ketika kerinduanku yang mebuncah padamu...
Ku pertaruhkan egoku, ku mulai menyapamu...
Menyampaikan rinduku padamu lewat goresan tinta...
Ku berharap di ujung sana sudut indah dari bibirmu membentuk senyum seraya menyebut namaku...
Aku membayangkan mata cokelat mu berbinar indah ketika kau tau bahwa kau satu-satunya orang yang aku rindu..

Tapi semua kandas ketika aku benar-benar menyadari bahwa aku bukan lagi orang yang penting dalam hidupmu...
Rinduku karam, asaku kandas, napasku tercekat...
Aku harus terbangun ke alam nyata
Aku harus sadar kalau kau telah beranjak pergi dan tidak menginginkan aku...

Membuatku pergi meninggalkanmu adalah hal yang terampuh yang kau punya..
Membuat seakan aku lah yang tak menginginkanmu...

Tau kah kau, di sini aku harus memulai menata hati..
Membiasakan diri tanpamu lagi...
Pergilah bawa semua rinduku agar aku tak merasakan dan menyimpan lagi rinduku untuk mu....

merindumu seperti oase desert