Pages

Kamis, 26 Oktober 2017

Sudah

Sudah pernah menunggu dengan harapan
Nyatanya yang datang hanya angan semu.
Sudah pernah patah hati, sudah sering terluka..

Dulu pernah mencinta, sekarang seakan buta dan amnesia. 
Wajar. itu reaksi sakit hati!

Untuk luka yang menganga, tidak mudah menutupinya hanya dengan tawa alakadarnya, maaf seadanya, dan guyonan sekenanya. 
Luka tidak sebercanda itu.

Aku ceritakan saja bagaimana pedihnya.
Bukan untuk diratapi, ditangisi, atau dikasihani.
Sungguh, aku tidak butuh itu!
Aku bisa mengasihani diriku sendiri dengan tidak mengemis kasih.

Lukaku kronis. Tiap saat bisa kambuh.
Apa aku butuh obat? Tidak.
Obat hanya menyisakan pahit.

Aku hanya orang bodoh yang dengan suka rela mencungkil kembali luka yang telah mengering.
Setelah aku rasakan sakit dan pedihnya, pelan-pelan kutiup agar lukanya mengering lagi.
Merasa sudah sembuh, aku akan tertawa riang dan lupa dengannya.
Namun kebodohanku terus berulang.

Sampai saat ini, aku tidak ingat sudah berapa kali mencungkil dan meniup lukanya.
Bekasnya saja sudah tidak berbentuk.
seperti perasaanku, yang mendadak jadi bundar.
Terus berputar ke arah yang sama.
Hingga berulang apa yang dirasa.