Pages

Rabu, 11 September 2013

Ada Apa Dengan Bayu??

Aneh banget,, ini bener-bener aneh. Semestinya emang bukan sesuatu yang aneh atau Something New buat gue, mood gue emang selalu turun naek kayak signal GPRS, lebih parah mungkin turun naeknya kayak ingus. Actually...

Heran aja, kenapa tu orang aneh banget, perasaan tadi itu baik-baik aja, kenapa tetiba jadi berubah aneh gitu? gue bener-bener ga tau kenapa, apa jam boci gue tadi siang membuyarkan semua ingatan gue sebelumnya?? Semacam sindrom anemia lokal gitu?? Apa pada saat gue boci terjadi benturan dahsyat antara kepala gue dengan bantal yang tetiba menjelma sebagai tembok beton?? Sehingga menghilangkan ingatan gue beberapa menit sebelumnya?? Mungkin saja pada saat itu memang gue bikin seseorang kesal, murka dan sebagainya?? tell me why?? gue ga bisa mikir jernih pada kondisi seperti itu. 

Sebotol softdrink habis diseruput oleh Lona. Iya Lona yang sedari tadi bingung dengan perubahan sifat Bayu yang mendadak menjadi mellow tapi syarat dengan curiga. Lona kembali menghempaskan tubuh mungilnya di atas kasur. 
"Bay, kamu tau kan aku sekarang  jauh dari kamu, kenapa kamu bikin aku kepikiran gini?" Lona kembali teringat percakapannya dengan Bayu sesaat sebelum Lona mematikan telponnya dengan kasar.
"Kamu ga usah hubungin aku lagi!!" klik...

Oh God... what happened?? jemari mungil Lona lincah menonaktifkan handphonenya. Aku bener-bener ga tau Bay maksud dari pesan kamu yang minta aku untuk cepat-cepat pulang, apa yang mau kamu bilang ke aku?? Tau kah kamu aku di sini jadi ga tenang, pikiran aku jadi mikir yang macem-macem...aahh.... Ga mungkin kalau aku harus pulang sekarang, sedangkan kamu tau besok aku ada agenda penting, dan sekarang kamu sukses bikin aku kepikiran, padahal kamu tau aku paling ga bisa kepikiran sesuatu, minimal aku harus tau itu apa, biar aku ga bertanya-tanya gini. Lona menutup matanya beberapa saat. Berkali-kali ia terlihat mengepalkan tangannya ke dahinya.

Suara adzan maghrib berkumandang, dengan kepala berkunang-kunang ia bangkit dari tempat tidurnya yang seakan lebih nyaman untuknya saat ini. Ia menikmati setiap tetesan air wudhu yang membasahi tubuhnya. Setelah menunaikan sholat maghrib, Lona terdiam di sajadahnya. "Ya Allah, tenangkan hatiku ya Allah, jaga aku dan jaga juga dia di sana"

Lona menatap handphonenya kembali, sekilas nampak penyesalan di mata gadis itu. 
Ga semestinya tadi gue emosi seperti itu sama Bayu. Tapi gue udah terlanjur kesel sama dia, bukan karena hal yang barusan aja, tapi dengan sikap kerasnya yang ga pernah mau dengerin apa kata orang. Kamu sakit tapi ga mau berobat, kamu pikir kamu orang hebat yang bisa sembuh dari sakit dengan mendiamkan sakit kamu itu?? kamu pikir kamu sakti??
Mata Lona kembali menyiratkan kekesalannya kepada Bayu.

"Sayang.. kamu cepat pulang ya, kita harus bicara, aku percaya banget sama kamu"
kata-kata Bayu masih terngiang-ngiang di telinga Lona.
"Apa,, mau bilang apa??" Lona bertanya-tanya, tapi Bayu tak memberikan jawaban apapun selain kata "Kamu cepat pulang ya, aku mau ngomong langsung sama kamu"

Ada apa ini?? Ga biasa-biasanya dia begini. Kalau gue itung-itung ini kali kedua dia bikin gue ga tenang saat berada jauh dari dia. Bay, aku sayang kamu, maaf kalau aku emosi.

Lona hanya memandangi kontak Bayu di handphonenya dan tak berniat untuk menghubunginya. Biarkan gue menenangkan diri gue sendiri, gue kadang ga bisa ngontrol emosi gue. gitu juga dengan dia, lebih baik mendinginkan kepala masing-masing, dari pada terjadi hal-hal gila yang ujung-ujungnya bikin penyesalan panjang.

0 komentar:

Posting Komentar