Pages

Rabu, 02 April 2014

Misscalled dari Surga


Hari yang begitu panjang dan melelahkan bagiku tentunya. Seharusnya aku ke sana, ke tempat peristirahatan terakhirnya. Tapi entah mengapa kakiku sangat berat melangkah ke sana. Bayangan masa lalu mulai kembali menyerang sistem syaraf pusatku. Membuat serangan-serangan yang mematikan sistem kerja jantung, terasa sesak di dada. Aku hempaskan tubuhku ke sofa ruang tamu rumah kontrakan. Lampu ruang tamu belum menyala, padahal waktu telah menunjukkan pukul 5 lebih 10 menit, sore. Aku rasa semua penghuni kontrakan belum ada yang pulang. Hanya aku.
“Yan, kamu bahagia di sana, sementara aku?? Aku bisa apa, Yan?? Setahun, setahun aku lewati hari-hari yang berat ini tanpa kamu.”
Aku meracau lirih sambil menatap wallpaper homescreen handphoneku, foto Riyan. Fotonya memakai jubah kelulusan, foto terakhir yang dikirimnya sesaat sebelum kejadian itu. Kejadian yang merenggut separuhku!
Aku lemah, aku cengeng, lagi dan lagi aku tak mampu menahan air mataku. Ku biarkan air jernih itu mengalir semaunya, sampai titik jenuh menghentikannya. Tapi tidak menghentikan rinduku pada dia yang berada di alam sana. Riyan.
Tiba-tiba lampu ruang tamu menyala.
“Kiran, udah pulang? Kok lampunya nggak dinyalain sih??” Tanya Kak Ivon sambil duduk di sofa seberang.
“Eh Kak Ivon” Aku hanya menyapanya, namun tak menjawab pertanyaannya. Aku hanya meliriknya sekilas dan kembali menyapu pandanganku ke arah handphoneku. Tak ku dengar suara Kak Ivon yang menuturkan sesuatu dalam kalimat yang panjang dan sayup. Entahlah, mungkin aku tidak fokus dengan sekelilingku.
“Kiran, kakak mungkin nggak sepenuhnya mengerti perasaan kamu, tapi kakak tau ini memang berat.” Aku menoleh ke arah Kak Ivon.
“Sangat berat kak” Statementku mempertegasnya.
“Riyan bakal sedih melihat kamu yang terus-terusan begini. Move on Kiran, jalan masih panjang. Kalaupun belum bisa mencari pengganti Riyan, minimal kamu ceria lagi seperti dulu” Kak Ivon bertutur dengan nada penuh harap.
“Entahlah kak. Mungkin aku bodoh. Aku udah mencoba kak. Tapi nihil, selalu dan selalu balik lagi ke Riyan” kali ini aku berkata tanpa air mata. Entahlah mungkin sudah kering. Kak Ivon mendekatiku dan memeluk tubuhku. Hanya kata “sabar” yang tiada henti ia ucapkan kepadaku.
“Kamu mandi, siap-siap sholat maghrib dan doain Riyan, ini satu tahun dia berpulang kan? Bisa sedikit mengobati rindu kamu dengan dia” Kak Ivon melepaskan pelukannya perlahan.
“Iya kak, makasih ya” Aku mengusap sisa-sisa air mata di pipiku. Kak Ivon adalah salah satu orang terdekatku, yang mengetahui segala hal tentang kisahku. Ia yang menemani hari-hari, jika tidak ada dia dan teman-teman di kontrakan ini, mungkin ide gilaku menyusul Riyan akan terealisasi dengan sukses.
Beep...beep..beep...
1 message received
(nomor baru)
“Hai Kirana, apa kabar?? Be a nice girl!!”
Satu pesan dari nomor baru, tidak ku kenal masuk ke handphoneku. “Siapa ini?” Hanya ku baca, aku tak berniat membalas pesan misterius itu. Aku menyalakan TV di kamarku, tidak berniat untuk menontonnya, hanya meramaikan suasana kamarku yang sunyi dan sepi. Seperti hatiku. Tak lama kemudian handphoneku berbunyi lagi.
1 message received
(Rica)
“Ran, gue ga balik k homey mlm ini, nginep d rmh eyang. Paketan udh lu ambil??”
Aku baru ingat, tadi siang Rica SMS kalau ada paketan yang dikirim untuk ku. Dari siapa? Aku bergegas ke kamar Rica. Walaupun enggan ke luar kamar, namun hati kecilku penasaran dengan paketan yang tidak aku pesan. aku memasuki kamar Rica, lalu  mencari-cari letak paketan itu. Tak perlu waktu lama, aku sudah menemukan paketan itu di kamar yang tidak terlalu besar. Paket misterius itu mengisi pojok kamar Rica.
“Kotak itu kah?” Aku bertanya dalam hati. Ku lihat tulisan yang tertulis di sampul kotak itu “Kirana”. Iya benar itu untuk ku. Aku pun membalas sms dari Rica setelah ku temukan paket itu
“Oke Ca, lu ati2 ya, paketnya udah gue ambil, makasii Ca” sent to Rica
Aku beranjak ke kamar ku meninggalkan kamar Rica yang letaknya bersebrangan dengan kamar ku. Aku masih memandang kotak berbungkus kertas kopi. Tak tau siapa yang mengirim, tak ada nama pengirimnya. Jangan-jangan ini bom? Ahh.. Aku menepis perasaan konyolku.
-Crush (David Archuleta) terdengar dari handphoneku. Aku kaget mendengar nada dering itu. Bukan bergegas mengangkat telepon itu, aku hanya terdiam mendengarkan ringtone itu. Sampai dering telepon itu mati karena tidak diangkat.
Crush?? Lagu itu?? Riyan??” jantungku berdegup kencang, sangat kencang ku rasa. Aliran darahku, ku rasakan lebih cepat melewati pembuluh darahku, napasku menggebu. “Nggak mungkin!!!” aku berteriak dalam hati dan menggelengkan kepalaku berulang kali. Crush, lagu favoriot Riyan. Aku masih ingat, lagu itu jadi ringtone khusus dia jika meneleponku. Aku tidak pernah menggantinya, dan sudah lama sekali aku tidak mendengarnya berbunyi dari panggilan handphoneku. Terakhir kali di hari itu, tepat 15 menit sebelum kejadian tragis itu. Tapi apa yang baru saja aku dengar?? Ringtone itu berbunyi, telepon Riyan??
“Kenapa suka lagu Crush?”
“Kenapa kamu suka aku?”
Come on, Riyan. Aku serius”
Come on, Kiran. Aku juga serius”
“Hey dude, yang namanya pertanyaan butuh jawaban, bukan dijawab dengan pertanyaan lagi”
“Hey miss, ada pertanyaan yang nggak bisa dijawab, nggak harus dijawab, dan nggak penting dijawab”
“Jadi menurut kamu, pertanyaanku nggak penting??”
“Iya. Pertanyaan kamu nggak penting. Karena cuma kamu yang penting!!”
“Oh... Mr. Riyan, gombal maksimal. Stop it!!”
“Hahahaha... Kiran, Kiran. Kamu tau Crush kan?? Kalau aku cerita yang sebenarnya, itu jauh lebih buat kamu GR dari sekedar gombal!!”
Promise, nggak bakal GR”
“Nggak mungkin, karena sifat dasar cewek itu ke-GR-ran”
“Tapi, nggak semua. Aku nggak”
“Dalam hati siapa yang tau”
“Oke, abaikan. Aku nggak mau tau lagi”
“Kiran, ngambek??”
“Terserah”
“Nyerah??”
“Bodo...”
“Kamu mau tau?”
“Udah nggak mau tau lagi”
“Kamu udah tau kok, Ran”
Tiba-tiba saja memoriku kembali melayang ke percakapan sore itu, di warung es kelapa muda. Percakapan tentang "Crush" di penghujung senja. Senyuman itu, tawa renyah itu, terlau lekat dan erat menempel di dinding-dinding selaput otakku.... oh my Riyan, I miss you so bad.
Aku masih penasaran dengan telepon masuk dengan ringtone Riyanku. Mungkin aku lupa kalau telah mengganti ringtone standar handphoneku dengan lagu itu. Tapi aku rasa tidak, karena aku memang tidak pernah menggantinya seingatku. Perlahan ku ambil handphoneku dari atas meja belajarku.
1 missedcall
“Yan_Quw”
Aku tak percaya dengan apa yang ku lihat di layar ponselku. Bagaimana mungkin nomor Riyan meneleponku. Sekarang. Hey dunia, permainan macam apa ini?? Aku mengecek nomor itu berkali-kali, dan memang itu benar nomor milik Riyan.
Aku coba menelepon balik nomor itu. Hanya suara operator  yang menjawabnya, seperti yang sudah-sudah. Tapi tadi nyata, aku tidak berhalusinasi. Itu memang berbunyi, dan itu dari kontak Riyan. Aku mencubit punggung tanganku, dan memang terasa sakit. Aku tidak berimajinasi. Ini nyata. Apa ini? Apa yang terjadi? Atau mungkin dia marah karena hari ini aku tidak datang ke makamnya??
Riyan, aku sangat merindakanmu!!!

-CRUSH-

 I hung up the phone tonight,
Something happened for the first time,
Deep inside it was a rush, what a rush,
Cause the possibility that
You would ever feel the same away about me,
It’s just too much, just too much


Why do I keep running from the truth,
All I ever think about is you
You got me hypnotized, so mesmerized,
And I just got to know


Do you ever think, when you’re all alone,
All that we can be, where this thing can go,
Am I crazy or falling in love,
Is it real or just another crush
Do you catch a breath, when I look at you,
Are you holding back, like the way I do,
Cause I’m tryin’, tryin’ to walk away
But I know this crush aint’ goin’ away, goin’ away


Has it ever cross your mind when we’re hangin’,
Spending time girl,
Are we just friends, is there more, is there more,
See it’s a chance we’ve gotta take,
Cause I believe that we can make this into
Something that will last,
Last forever, forever


Do you ever think, when you’re all alone,
all that we can be, where this thing can go,
Am I crazy or falling in love,
Is it real or just another crush
Do you catch a breath, when I look at you,
Are you holding back, like the way I do,
Cause I’m tryin’, tryin’ to walk away
But I know this crush aint’ goin’ away, goin’ away


Why do I keep running from the truth,
All I ever think about is you
You got me hypnotized, so mesmerized,
And I just got to know


Do you ever think, when you’re all alone,
all that we can be, where this thing can go,
Am I crazy or falling in love,
Is it real or just another crush
Do you catch a breath, when I look at you,
Are you holding back, like the way I do,
Cause I’m tryin’, tryin’ to walk away
But I know this crush aint’ goin’ away, goin’ away


-David Archuleta-

0 komentar:

Posting Komentar