Pages

Selasa, 02 April 2019

Peninjauan Kembali...

Mencintaimu itu ternyata sepaket. Ada tawa bahagia lalu tangis air mata. Bisa terjadi bergantian, atau bersamaan dalam satu waktu. Anehnya, itu tetap saja aku sebut cinta.

Coba kita flashback ke beberapa tahun yang lalu, saat kamu sungguh benar sangat menginginkanku. Di setiap rapal doamu selalu memintaku kepada Tuhanmu. Namaku selalu menjadi penutup dari doa-doa panjangmu. Sungguh, Tuhan pun iba melihat kesungguhan hatimu. Hingga di suatu saat, Dia perkenankan aku untukmu. Kamu bahagia? Pastinya. Selamat!! Kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan. Tidak ada yang bisa menyangkal betapa saktinya doa itu.

Perjalanan panjang kita penuh dengan terimakasih. Ada sesuatu yang kuterima dari apa yang kamu kasih. Kusebut itu simbiosis mutualisme yang manusiawi. Antara kita terjadi hubungan yang saling menguntungkan. Layaknya pasangan yang sedang kasmaran, kita melalui hari-hari bahagia itu dengan tatapan hangat penuh sayang, dan diakhiri dengan tawa bahagia dalam dekapan erat dengan cinta.

Mereka bilang itu "relationship goal", ahhh itu kata mereka yang melihat, yang ikut bahagia sungguhan atau yang diam-diam menyimpan dengki. Berkatalah sepuas mereka tentang kita, mereka sungguh hanya penonton dengan segala komentarnya. Kita peduli? Tidak sama sekali.

Yang aku takutkan perlahan mulai terang, ada yang kamu lupa tentang perjuanganmu. Tidakkah kamu ingin selalu memperjuangkanku?? Ingat, kemerdekaan itu perlu diisi, agar tidak kembali dikuasai oleh penjajah. Perjuangan yang sesungguhnya adalah upaya untuk mempertahankan. Jangn terlena dengan status merdeka. Di luaran sana masih ada yang ingin melihat kita hancur ketimbang berbahagia.

Jika masih menganggapku sesuatu yang berharga, tolong jaga. Jika hanya sebagai gengsi, hati-hati jika nanti aku menjadi lebih bergengsi setelah tidak bersamamu.

0 komentar:

Posting Komentar