Pages

Rabu, 28 Maret 2018

Cerita saja

Hari ini aku tidak mau menulis "kata hati" untukmu. Aku ingin bercerita saja. Kalau kamu mau baca, silakan. Tapi kamu tidak bisa mendengar. Entahlah, aku tidak pernah percaya diri berbicara di hadapanmu, bahkan lewat telepon. Kemampuan berbicaraku kurang, mengingat suaraku tak sedap didengar telinga. Terlalu kekanakan, kata mereka.

Aku sudah banyak kesibukan, tapi berdialog monolog atau sekedar bercerita denganmu melalui tulisan yang tak terbaca, seperti menjadi sebuah keharusan di sela kesibukanku. Dan aku suka. Beberapa hari belakangan ini aku mulai dihinggapi sakit kepala seperti dulu lagi. Sangat dan amat sakit rasanya. Sebagian orang bilang kalau aku terlalu lelah. Hei, aku seorang wanita pekerja keras, rela begadang hanya untuk drama korea di sela-sela draft skripsi. Dulu.

Aku sudah pernah bilang padamu, lelah fisik tak masalah bagiku, bisa sembuh dengan banyak istirahat dan mengonsumsi makanan sehat dalam porsi yang banyak. Itu surga bagiku, bagi tubuh yang tidak akan pernah berisi hanya dengan memakan makanan dalam porsi yang besar dengan frekuensi yang terbilang rapat. Kamu pasti sudah tahu.

Bagaimana jika hati dan pikiranku yang lelah? Ah, aku buntu. Aku tidak tahu harus menyembuhkannya dengan apa? Jika kamu bilang berjalan-jalanlah masih banyak belahan bumi lainnya yang bisa aku datangi. Itu kamu benar. Tapi keadaan tidak bisa membuatku merealisasikan itu semua. Aku sudah tidak bersayap. Selendangku sudah diambil orang. Aku hanya selundupan dari kahyangan, dan sekarang harus rela menjadi tawanan. Kamu jijik membacanya? Sama, aku juga jijik menulisnya. Hahahaha

Setiap peristiwa yang terjadi selalu aku bawa perasaan. Apa itu istilahnya, baper ya? Ya begitulah kata anak jaman sekarang. Aku tidak bisa dan biasa menerima sikap arogan orang yang terkesan cuek dan seakan tidak peduli. Berkata lembut tp menusuk, menikam dan menghujam. Ah, sungguh aku tidak suka. Kepalaku makin sakit dibuatnya, napasku sesak, mataku berkabut kemudian berair. Perih.

Sudah ya. Aku tak tahan menulis lagi, aku butuh oksigen untuk menormalkan lagi pernapasanku. Aku pergi dulu. Selamat pagi.

0 komentar:

Posting Komentar